Sunday, January 22, 2017

3D TEKNOLOGI "3D PRINTING"

3D  P R I N T I N G



Menonton film 3D atau tiga dimensi (begitu kita menyebutnya) lebih seru dibandingkan menonton film 2D atau yang biasa ditayangkan di layar kaca mana pun. Saat menonton film dalam bentuk 3D, benda atau orang dalam layar kaca tersebut seakan keluar dan mau mengenai kita. Sensasinya jadi lebih menyenangkan, bahkan mungkin lebih menegangkan.
Namun tidak hanya tayangan saja yang berbentuk 3D, lukisan atau gambar pun sudah bisa dibuat dalam bentuk 3D, walau itu hanya melukis dengan menggunakan tangan! Ya, coba tanyakan saja pada temanmu yang kuliah di jurusan desain grafis dan semacamnya, mereka pasti bisa membuat sebuah gambar yang seakan-akan keluar dari kertas atau kanvas.
Teknologi 3 dimensi seakan menjadi sesuatu yang tren di dalam film atau gambar. Tapi tahukah kamu bahwa saat ini, kamu bisa mencetak gambar atau produk ke dalam 3 dimensi langsung?

Sekilas Mengenal 3D Printing

mencetak gambar langsung menjadi sebuah objek 3d
Printer atau alat percetakan, yang biasanya diketahui untuk mencetak dalam bentuk dua dimensi, sudah dikembangkan untuk bisa mencetak dalam bentuk 3D. Bahkan sebenarnya, teknologi mencetak 3D atau3D printing ini sudah ada dari beberapa dekade silam, loh!
Pada saat ini namanya adalah Additive Manufacturing (AM), yang merupakan salah satu keluarga dari teknologi manufaktur meliputi 3D printing. Definisi AM adalah membuat sebuah objek dengan menambahkan material pada objek layer demi layer. AM merupakan terminologi saat ini yang dibentuk oleh ASTM International (sebelumnya American Society for Testing and Materials). Namun melalui sejarahnya, istilah additive manufacturing berganti dengan beberapa istilah: stereolithography3-D layering3-D printing. Dalam artikel ini, kami akan menggunakan istilah 3D printing!
Penggunaan 3D printing ini awalnya dalam rapid prototyping selama akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an. Protipe memberikan kesempatan pada pabrik untuk memeriksa desain objek lebih dekat dan bahkan mengujinya sebelum memproduksi benda akhir.
Dalam RP, desainer membuat model menggunakan software computer-aided design (CAD), lalu mesin mengikuti model software untuk menentukan bagaimana membentuk objeknya. Proses membangun objek dengan “mencetak” potongan melintangnya layer demi layer menjadi dikenal sebagai 3-D printing.
Pengembangan awal teknologi 3D printing sendiri terjadi di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan di sebuah perusahaan bernama 3D Systems. Pada awal tahun 1990-an, MIT mengembangkan sebuah prosedur yang diberi merek dagang dengan nama 3-D Printing, yang secara resmi disingkat sebagai 3DP. Pada bulan Februari 2011, MIT telah memberikan lisensi pada enam perusahaan untuk menggunakan dan mempromosikan proses 3DP dalam produk mereka.
Sementara perusahaan 3D Systems, yang berlokasi di Rock Hill, SC, mempelopori dan menggunakan berbagai jenis pendekatan 3-D printing sejak ditemukan pada tahun 1986. Mereka tekah memberi merek dagang pada beberapa teknologi mereka, seperti stereolithography apparatus (SLA) dan selective laser sintering (SLS). Dapat dikatakan bahwa MIT dan 3D Systems menjadi pemimpin dalam bidang 3-D printing.

Jadi, bagaimana cara kerjanya?

Penasaran kan?
Apapun 3D printer-nya, proses pencetakan pada umumnya sama. Semua dimulai dengan membuat desain virtual dari objek yang ingin kamu buat.
CAD: Buat model 3D menggunakan software CAD (Computer Aided Design). Software ini dapat menyediakan beberapa petunjuk mengenai kesatian struktur yang kamu perkirakan pada produk akhir juga, menggunakan data ilmiah mengenai material tertentu untuk membuat simulasi virtual dari bagaimana objek akan bereksi dalam kondisi tertentu.
Konversikan ke STL: Konversikan gambar CAD ke dalam format STL, yang merupakan akronim dari standard tessellation language, adalah format data yang dikembangkan untuk 3D Systems pada tahun 1987 untuk digunakan oleh mesin stereolithografi apparatus (SLA) milik mereka. Kebanyakan 3D printer dapat menggunakan data STL pada tambahan untuk beberapa data paten seperti ZPR oleh Z Corporation dan ObjDF oleh Objet Geometries.
Transfer ke Mesin AM dan STL File Manipulation: Seorang pengguna menggandakan data STL ke komputer yang mengendalikan 3D printer. Di sana, pengguna dapat merancang ukuran dan orientasi untuk pencetakan. Cara ini mirip dengan bagaimana kamu mengatur keluaran 2D untuk dicetak pada dua sisi atau dalam orientasi landscape dan horizontal.
Pengaturan Mesin: Masing-masing mesin memiliki persyaratan tersendiri untuk bersiap mencetak data baru. Ini meliputi mengisi ulang polymer, binder, dan material lain yang akan digunakan printer. Ini juga mencakup menambahkan sebuah baki untuk menyediakan sebagai pondasi atau menambahkan material untuk membantu menopang sementara yang larut dalam air.
Bangun: Biarkan mesin melakukan pekerjaannya; hampir seluruh proses pembangunannya otomatis. Masing-masing layer biasanya memiliki tebal sekitar 0.1 mm, meskipun layer tersebut bisa lebih tipis atau lebih tebal. Tergantung pada ukurang objek, mesin, dan material yang digunakan, proses ini dapat memakain waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari untuk menyelesaikanya objek. Pastikan untuk mengecek mesin secara berkala agar tidak terjadi kesalahan.
proses pencetakan gambar atau data menjadi sebuah objek 3d
Pemisahan: Pisahkan obejk yang telah dicetak dari mesin. Pastikan untuk melakukannya dengan aman untuk menghindari kecelakaan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan untuk melindungi tangan dari permukaan yang panas atau kimia beracun.
Postprocessing: Kebanyakan 3D printer akan membutuhkan sedikit post-processing  untuk objek yang dicetak. Ini meliputi membersihkan powder yang tersisa, atau membilas objek yang telah dicetak. Cetakan baru bisa jadi lemah saat langkah ini dilakukan karena berberapa material membutuhkan waktu untuk pulih, jadi hati-hati sangat diperlukan untuk memastikan objek tersebut tidak pecah atau ada bagian yang terjatuh.
Setelah selesai semuanya, objek 3D kamu siap digunakan!

Pemanfaatan 3D Printing di Berbagai Bidang

Digunakan di mana? Banyak, loh! Teknologi 3-D printing ini sudah digunakan dan membantu banyak bidang di masa kini. Aplikasi 3-D printing ini termasuk rapid prototypingmodel skala arsitektural dan maket, dan properti film dalam bidang hiburan.
Dalam industri kesehatan sendiri, pandangan untuk penggunaan medis dari 3-D printing berkembang sangat cepat seiring dokter spesialis mulai memanfaatkan 3D printing dalam cara yang lebih canggih. Pasien di seluruh dunia merasakan kualitas layanan yang meningkat melalui implan yang dicetak secara 3D dan prostetik yang tidak pernah dilihat sebelumnya.
3-D printing juga dapat digunakan untuk bio-printing, seiring dengan dua ribuan teknologi 3-D printing di awal telah diteliti oleh lembaga biotech dan akademikan untuk kemungkinan penggunaan dalam penerapan rekayasa jaringan organ di mana organ dan bagian tubuh dibangun menggunakan teknik inkjet. Lapisan sel yang tinggal didepositokan ke dalam sebuah medium gel dan membangun dengan pelan untuk membentuk struktur tiga dimensi.
Dalam aerospace dan industri aviasi, pertumbuhan pemanfaatan 3D printing dalam sebagian besar, dapat diperoleh dari pengembangan dalam sektor pabrik bahan tambahan metal.
Bidang otomotif, yang telah menggunakan teknologi ini dalam waktu cukup lama, mulai mengembangkan pemanfaatan teknologi3-D printing. Awalnya untuk membuat model konsep sederhana untuk menyesuaikan, pemeriksaan akhir, dan verifikasi desain. Sekarang teknologi 3-D printing digunakan untuk bagian fungsional yang digunakan pada kendaraan, mesin, dan platform uji coba.
Contoh lain penggunaan 3-D printing dapat meliputi penyusunan ulang fosil dalam paleontologi,membuat replika artefak kuno dalam arkeologimenyusun tulang dan bagian tubuh dalam patologi forensik dan mereka ulang bukti luka berat yang didapat dari investigasi tempat kejadian perkara.
Dan teknologi 3-D printing itu sendiri sedang dikembangkan untuk bisa digunakan di dalam rumah, tidak lagi menjadi teknologi khusus yang digunakan perusahaan atau pabrik. Keren bukan?
pemanfaatan 3d printing di berbagai bidang
Kehebohan teknologi 3D printing ini nampaknya sudah sampai di Indonesia. Walau belum dikenal oleh banyak orang, tapi sudah ada bisnis yang menyediakan jasa 3D printing.
Bahkan, teknologi 3D printing sendiri sudah masuk ke dalam kurikulum salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia. Berarti, sudah ada barisan generasi bangsa yang dipersiapkan untuk mengenal teknologi 3D printing ini lebih dalam bukan? Agar mereka dapat meyebarluaskan pemanfaat 3D printing ke dalam berbagai bidang.

Source : http://blog.halo-robotics.com/3d-printing-teknologi-ubah-desain-jadi-objek-nyata-3-dimensi/

No comments:

Post a Comment